Dia

Seperti kalimat huruf yang tak dapat berdiri sendiri. Dia masih butuh fi’il dan isim untuk menemaninya. 

Seperti isim yang alif lamnya mustahil disatukan dengan tanwinnya.

Seperti jer yang selalu di ikuti oleh kasrahnya.

Seperti hamzah washal yang hanya terbaca diawal kalimatnya.

Seperti fi’il mudlari’ yang tidak mementingkan masa lalunya. Hanya fokus kepada hal dan istiqbalnya.

Dia adalah dia. Tidak mungkin sama dengan dia lainnya.

Dia hanyalah dia. Dan hanya dia yang tahu. Tentang bagaimana dia.

Begitulah dia.

Jember, 29 Agustus 2017 di tengah ramainya Pasar Tanjung.

35 tanggapan untuk “Dia

  1. Protes. Jer tidak selalu diikuti dengan kasrah. Dan fiil mudari tidak selalu terbatas pada hal dan istikbal.

    Sebab, pasti ada dia yang lain yang tau tentang dia. Karena dia memiliki cinta, yang terdiri dari setidaknya dua dia untuk menjadi dia.

    Keren, nggak, komenku? 😂😂😂

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar